Cilik Tri Banowati

MUNGKIN AKU TAK KENAL SIAPA KALIAN.MUNGKIN JUGA KALIAN TAK KENAL SIAPA AKU. AH, AKU SENDIRI TAK TAHU SIAPA AKU. AKU TAK MAMPU MEMBACA TANDA LAHIR DAN MATI. AKU HANYA TAHU AKU TERLAHIR KEMBALI DARI YANG DULU LAHIR DAN MATI.LALU AKU DITAKDIRKAN MENGULANG CERITACERITA LAMPAU, DAN SESEKALI MENULIS CERITAKU SENDIRI.

Foto Saya
Nama:
Lokasi: Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia

Menyesal kutakpercaya ramalan nasib. Ternyata benar, mereka hanyalah reinkarnasireinkarnasi Duryudhana. Atas nama Arjuna, cinta yang seharusnya tenggelam tlah kutenggelamkan.

Kamis, 09 April 2009

Pelukan Blondo

Pelukan Blondo,
Menyisakan hangat semu.
Masih kuingat cium maut,
Buat setia,
Tak bisa cumbu lainya.

Bus penghulunya,
Truk saksinya,
Motor dan mobil tamu undangannya,
Nikah kilat aku dan kau.

Lalu,
Tubuh kita satu,
Bergumul tak tahu malu,
Jalan menjelma ranjang pengantin.

Pakaianku koyak,
Darah ngalir,
Laiknya air Progo.
Air mata bunda nyaris kering,
Lihat tubuh compang-camping,
Wajah mudaku menjelma tua,
Sesaat usai pelukanmu.

Cilik Tri Banowati
Yogyakarta, 8 April 2009

Label:

2 Komentar:

Blogger Semua Lomba mengatakan...

sebuah puisi yang (barangkali) ironis (menurut saya sih)

kok cuma ini puisinya? mana yang lain?

5 Juni 2009 pukul 10.08  
Blogger irwanbajang mengatakan...

jadi merindukan ibu dan jadi pengen nikah
hehehehe
"Wajah mudaku menjelma tua,
Sesaat usai pelukanmu."
tragis sekali ya?
:(

7 Juni 2009 pukul 08.24  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda